Selasa, 03 Juli 2012

Fakto Faktor Kehamilan

ASI eksklusif - Asuh Indonesia asuh.wikia.com/wiki/ASI_eksklusif http;//asuh.wikia.com/index.php?title=ASI_ekslusif&action=edit ASI eksklusif adalah pemberian... Definisi dan Rekomendasi - Kesalahpahaman Mengenai ASI ... Gambar untuk asi eksklusif - Laporkan gambar Kumpulan informasi | asi eksklusif | kesehatan anak | tumbuh ... asieksklusif.net/ Kumpulan informasi seputar asi, kesehatan anak, tumbuh kembang anak, dan ibu menyusui. Berita untuk asi eksklusif akit Typus, Rieke Hanya Berikan ASI Eksklusif Sebulan Tribunnews‎ - 1 jam yang lalu Niat Rieke Diah Pitaloka memberikan Air Susu Ibu (ASI) ekslusif urung dilakukan. Kesibukannya sebagai wakil rakyat, membuatnya sakit ... Cakupan Pemberian ASI Eksklusif di Kota Tegal Masih Rendah KOMPAS.com‎ - 5 hari yang lalu Cakupan Pemberian ASI Eksklusif di Tegal Masih Rendah ... regional.kompas.com/.../Cakupan.Pemberian.ASI.Eksklusif.di.Tegal.... 5 hari yang lalu – Cakupan pemberian air susu ibu eksklusif bagi bayi hingga usia enam bulan di Tegal masih rendah. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif di Kota Tegal Masih Rendah ... regional.kompas.com/.../Cakupan.Pemberian.ASI.Eksklusif.di.Kota.T... 5 hari yang lalu – Cakupan pemberian ASI air susu ibu eksklusif bagi bayi hingga usia enam bulan di Kota Tegal, masih rendah. 5 Penyebab Rendahnya Pemberian ASI Eksklusif - KOMPAS.com health.kompas.com/.../5.Penyebab.Rendahnya.Pemberian.ASI.Eksklu... 8 Jun 2012 – Menurut Dirjen Bina Gizi dan KIA Slamet Riyadi Yuwono, ada 5 hal yang mempengaruhi dan menyebabkan rendahnya pemberian ASI ... PENGALAMANKU SUKSES ASI EKSKLUSIF www.squidoo.com › Parenting & Kids › Babies › Breastfeeding Artikel ini sekedar ingin berbagi pengalaman kepada para ibu- ibu imut,maupun calon ibu cantik semua mengenai suka duka saya pada 6 bulan pertama ... ASI Eksklusif Berperan Turunkan Angka Kematian Bayi | Republika ... www.republika.co.id › Gaya Hidup › Parenting 18 Jun 2012 – REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG - Memberikan air susu ibu secara eksklusif berperan menurunkan angka kematian bayi sampai enam ... [PDF] PP No. 33 Tahun 2012 Tentang ASI - Departemen Kesehatan ... www.depkes.go.id/downloads/PP%20ASI.pdf Jenis File: PDF/Adobe Acrobat - Tampilan Cepat Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI ... ASI Eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan berusia ... ASI Eksklusif dan penyediaan tenaga konselor ... Pemerintah Keluarkan PP Pemberian ASI Eksklusif - Tribunnews.com www.tribunnews.com › Lifestyle › Kesehatan 8 Jun 2012 – Kesadaran bunda untuk memberikan ASI masih cukup rendah.Pemerintah pun mengeluarkan peraturan untuk mendorong pemberian ASI ... 69 persen bayi Indonesia tidak mendapat ASI eksklusif - Antara News www.antaranews.com/.../69-persen-bayi-indonesia-tidak-mendapat-a... 8 Jun 2012 – ANTARAnews.com - Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan, Slamet Riyadi Yuwono, ... Penelusuran yang terkait dengan asi eksklusif manfaat asi eksklusif pengertian asi eksklusif asi eksklusif 6 bulan asi eksklusif 2009 asi setelah 6 bulan asi eksklusif ibu bekerja asi eksklusif menurut who pemberian asi eksklusif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Berikutnya Penelusuran lanjutanKiat-kiat PenelusuranKirim masukanGoogle.com in English ©2012 Google‎Beranda Google‎Program Periklanan‎Serba-serbi Google‎
Bulan ini (Desember 2011) ada 3 klien saya yang harus dilakukan manual plasenta. Karena plasentanya lengket. Sehingga tidak bisa lahir normal spontan, segera setelah bayi lahir. Retensio Plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah jam setelah kelahiran bayi, atau 1 -2 jam post partum tanpa perdarahan yang berlebihan jika home birth Plasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya perdarahan dan infeksi Panjang rata-rata waktu untuk kelahiran plasenta normal dalam homebirth saat menyusui bayi yang baru lahir pada persalinan berkisar dari 15 menit hingga 45 menit. mendorong atau memicu lahirnya plasenta bisa dengan atur posisi jongkok, pengosongan kandung kemih, berjalan, tetap dalam posisi tegak, dll. Dan Cara mudah untuk mendorong plasenta untuk memisahkan diri dengan rahim adalah dengan mencium dan menyusui bayi Anda, karena stimulasi puting melepaskan hormon-hormon oksitosin yang akan membantu rahim Anda berkontraksi. MEMBANTU dengan pemberian Homeophatic. Beberapa obat homeopati ini dapat membantu kontraksi rahim dan melepaskan plasenta dari rahim. Obat khusus yang diberikan setiap 5 menit hingga 10 dosis: Pulsatilla 30C perdarahan Intermiten, retensi urin, perut bagian bawah panas, merah, sakit, dan menyakitkan untuk disentuh. Namun jika Meskipun semua upayaalami sudah dilakukan dan plasenta tetap belum dapat dilahirkan maka ada kemungkinan terjadi perlengketan pada plasenta dan harus di lakukan manual plasenta. Nah jenis-jenis perlengketan plasenta ada beberapa macam dan tingkatan. Berikut ini jenis dan macamnya: Plasenta adhesiva, Adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis. Plasenta akreta, Adalah implantasi jonjot korion plasetita hingga memasuki sebagian lapisan miornetrium. Plasenta inkreta, Adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai / memasuki miornetnum. Plasenta perkreta, Adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus. Plaserita inkarserata, Adalah tertahannya plasenta di dalam kavum utrri disebabkan oleh kontriksi osteuni uteri. Kejadian retensio plasenta berkaitan dengan : Grandemultipara (anak lebih dari 5) dengan implantasi plasenta dalam bentuk plasenta adhesive. plasenta akreta. Plasenta inkreta dan plasenta perkreta. kontraksi otot rahim yang tidak bagus dan menimbulkan perdarahan. Retensio plasenta tanpa perdarahan dapat diperkirakan :  Darah penderita terlalu banyak hilang.  Keseimbangan baru berbentuk bekuan darah, sehingga perdarahan tidak terjadi.  Kemungkinan implantasi plasenta terlalu dalam. Plasenta manual dengan segera dilakukan :  Terdapat riwayat perdarahan postpartum berulang.  Terjadi perdarahan postpartum melebihi 400 cc  Pada pertolongan persalinan dengan narkosa.  Plasenta belum lahir setelah menunggu selama setengah jam. plasenta manual dalam keadaan darurat dengan indikasi perdarahan di atas 400 cc dan teriadi retensio plasenta (setelah menunggu ½ jam). Seandainya masih terdapat kesempatan penderita retensio plasenta dapat dikirim ke puskesmas atau rumah sakit sehingga mendapat pertolongan yang adekuat. Atau dilakukan manual plasenta sendiri dengan cara dan pedoman yang akan bi bahas di bawah ini. Manual plasenta adalah upaya melepaskan plasenta dengan cara manual yaitu dengan memasukkan tangan dan “menyisiri” serta melepaskan plasenta yang lengket di dinding rahim dengan cara manual. Prosedur ini relatif sederhana. Bidan harus mengenakan sarung tangan steril hingga ke siku-, antiseptik di tuangkan atas tangan bersarung dan memasukkan tangannya melalui vagina dan masuk ke ostium uteri. Sedangkan tangan yang lain fundus untuk menjaga rahim.
Untuk mengeluarkan plasenta yang belum lepas jika masih ada waktu dapat mencoba teknik menurut Crede yaitu uterus dimasase perlahan sehingga berkontraksi baik, dan dengan meletakkan 4 jari dibelakang uterus dan ibu jari didepannya, uterus dipencet di antara jari-jari tersebut dengan maksud untuk melepaskan plasenta dari dinding uterus dan menekannya keluar. Tindakan ini tidaklah selalu berhasil dan tidak boleh dilakukan secara kasar. Sebelum mengerjakan manual plasenta, penderita disiapkan pada posisi litotomi. Keadaan umum penderita diperbaiki sebesar mungkin, atau diinfus NaCl atau Ringer Laktat. Anestesi diperlukan kalau ada constriction ring dengan memberikan suntikan diazepam 10 mg intramuskular. Anestesi ini berguna untuk mengatasi rasa nyeri. Operator berdiri atau duduk dihadapan vulva dengan salah satu tangannya (tangan kiri) meregang tali pusat, tangan yang lain (tangan kanan) dengan jari-jari dikuncupkan membentuk kerucut. Gambar 1. Meregang tali pusat dengan jari-jari membentuk kerucut
Dengan ujung jari menelusuri tali pusat sampai plasenta. Jika pada waktu melewati serviks dijumpai tahanan dari lingkaran kekejangan (constrition ring), ini dapat diatasi dengan mengembangkan secara perlahan-lahan jari tangan yang membentuk kerucut tadi. Sementara itu, tangan kiri diletakkan di atas fundus uteri dari luar dinding perut ibu sambil menahan atau mendorong fundus itu ke bawah. Setelah tangan yang di dalam sampai ke plasenta, telusurilah permukaan fetalnya ke arah pinggir plasenta. Pada perdarahan kala tiga, biasanya telah ada bagian pinggir plasenta yang terlepas. Gambar 2. Ujung jari menelusuri tali pusat, tangan kiri diletakkan di atas fundus
—Melalui celah tersebut, selipkan bagian ulnar dari tangan yang berada di dalam antara dinding uterus dengan bagian plasenta yang telah terlepas itu. Dengan gerakan tangan seperti mengikis air, plasenta dapat dilepaskan seluruhnya (kalau mungkin), sementara tangan yang di luar tetap menahan fundus uteri supaya jangan ikut terdorong ke atas. Dengan demikian, kejadian robekan uterus (perforasi) dapat dihindarkan. Gambar 3. Mengeluarkan plasenta
Setelah plasenta berhasil dikeluarkan, lakukan eksplorasi untuk mengetahui kalau ada bagian dinding uterus yang sobek atau bagian plasenta yang tersisa. Pada waktu ekplorasi sebaiknya sarung tangan diganti yang baru. Setelah plasenta keluar, gunakan kedua tangan untuk memeriksanya, segera berikan uterotonik (oksitosin) satu ampul intramuskular, dan lakukan masase uterus. Lakukan inspeksi dengan spekulum untuk mengetahui ada tidaknya laserasi pada vagina atau serviks dan apabila ditemukan segera di jahit. Jika setelah plasenta dikeluarkan masih terjadi perdarahan karena atonia uteri maka dilakukan kompresi bimanual sambil mengambil tindakan lain untuk menghetikan perdarahan dan memperbaiki keadaan ibu bila perlu. Jika tindakan manual plasenta tidak memungkinkan, jaringan dapat dikeluarkan dengan tang (cunam) abortus dilanjutkan kuret sisa plasenta. Pada umumnya pengeluaran sisa plasenta dilakukan dengan kuretase. Kuretase harus dilakukan di rumah sakit dengan hati-hati karena dinding rahim relatif tipis dibandingkan dengan kuretase pada abortus. Setelah selesai tindakan pengeluaran sisa plasenta, dilanjutkan dengan pemberian obat uterotonika melalui suntikan atau per oral. Pemberian antibiotika apabila ada tanda-tanda infeksi dan untuk pencegahan infeksi sekunder. Komplikasi Kompikasi dalam pengeluaran plasenta secara manual selain infeksi / komplikasi yang berhubungan dengan transfusi darah yang dilakukan, multiple organ failure yang berhubungan dengan kolaps sirkulasi dan penurunan perfusi organ dan sepsis, ialah apabila ditemukan plasenta akreta. Dalam hal ini villi korialis menembus desidua dan memasuki miometrium dan tergantung dari dalamnya tembusan itu dibedakan antara plasenta inakreta dan plasenta perkreta. Plasenta dalam hal ini tidak mudah untuk dilepaskan melainkan sepotong demi sepotong dan disertai dengan perdarahan. Jika disadari adanya plasenta akreta sebaiknya usaha untuk mengeluarkan plasenta dengan tangan dihentikan dan segera dilakukan histerektomi dan mengangkat pula sisa-sisa dalam uterus. PROSEDUR KLINIK MANUAL PLASENTA Persetujuan Tindakan Medik Informed consent merupakan perstujuan dari pasien dan keluarga terhadap tindakan medic yang akan dilakukan terhadap dirinya oleh dokter/bidan. Persetujuan diberikan setelah pasien diberikan penjelasan yang lengkap dan objektif tentang diagnosis penyakit, upaya penyembuhan, tujuan dan pilihan tindakan yang akan dilakukan. Persiapan Sebelum Tindakan Pasien Cairan dan selang infuse sudah terpasang. Perut bawah dan lipat paha sudah dibersihkan. Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi Siapkan kain alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah Medikamentosa Analgetika (Phetidin 1-2 mg/kg BB, Ketamin Hcl 0,5 mg/kg BBT, Tramadol 1-2 mg/kg BB) Sedative (Diazepam 10 mg) Atropine Sulfas 0,25-0,55 mg/ml Uteretonika (Oksitosin,Ergometrin, Prostaglandin) Cairan NaCl 0,9% dan RL Infuse Set Larutan Antiseptik (Povidon Iodin 10%) Oksigen dengan regulator Penolong Baju kamar tindakan, pelapis plastic, masker dan kaca mata : 3 set Sarung tangan DTT/steril : sebaiknya sarung tangan panjang Alas kaki (sepatu boot karet) : 3 pasang Instrument 1) Kocher: 2, Spuit 5 ml dan jarum suntik no 23G 2) Mangkok tempat plasenta : 1 3) Kateter karet dan urine bag : 1 4) Benang kromk 2/0 : 1 rol 5) Partus set Pencegahan Infeksi Sebelum Tindakan Sebelum melakukan tindakan sebaiknya mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun dan air yang mengalir untuk mencegah infeksi. Mengeringkan tangan dengan handuk bersih lalu pasang sarung tangan DTT/steril. Tindakan Penetrasi Ke Kavum Uteri Intruksikan asisten untuk memberikan sedatif dan analgetik melalui karet infuse. Lakukan kateterisasi kandung kemih. Pastikan kateter masuk kedalam kandung kemih dengan benar. Cabut kateter setelah kandung kemih dikosongkan. Jepit tali pusat dengan kocher kemudian tegakan tali pusat sejajar lantai. Secara obstetric masukkan satu tangan (punggung tangan ke bawah) kedalam vagina dengan menelusuri tali pusat bagian bawah. Setelah tangan mencapai pembukaan serviks, minta asisten untuk memegang kocher kemudian tangan lain penolong menahan fundus uteri. Sambil menahan fundus uteri, masukan tangan ke dalam kavum uteri sehingga mencapai tempat implantasi plasenta. Buka tangan obstetric menjadi seperti memberi salam (ibu jari merapat ke pangkal jari telunjuk). Melepas Plasenta dari Dindig Uterus Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah Bila berada di belakang, tali pusat tetap di sebelah atas. Bila dibagian depan, pindahkan tangan ke bagian depan tal pusat dengan punggung tangan menghadap ke atas. Bila plasenta di bagian belakang, lepaskan plasenta dari tempat implantasinya dengan jalan menyelipkan ujung jari di antara plasenta dan dinding uterus, dengan punggung tangan mengahadap ke dinding dalam uterus. Bila plasenta di bagian depan, lakukan hal yang sama (dinding tangan pada dinding kavun uteri) tetapi tali pusat berada di bawah telapak tangan kanan. Kemudian gerakan tangan kanan ke kiri dan kanan sambil bergeser ke cranial sehingga semua permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan. Catatan : Sambil melakukan tindakan, perhatikan keadaan ibu (pasien), lakukan penanganan yang sesuai bila terjadi penyuliit. Mengeluarkan Plasenta Sementara satu tangan masih berada di kavum uteri, lakukan eksplorasi ulangan untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada dinding uterus. Pindahkan tangan luar ke supra simfisis untuk menahan uterus pada saat plasenta dikeluarkan. Instruksikan asisten yang memegang kocher untuk menarik tali pusat sambil tangan dalam menarik plasenta ke luar (hindari percikan darah). Letakan plasenta ke dalam tempat yang telah disediakan. Lakukan sedikit pendorongan uterus (dengan tangan luar) ke dorsokranial setelah plasenta lahir. v Perhatikan kontraksi uterus dan jumlah perdarahan yang keluar Dekontaminasi Pasca Tindakan Alat-alat yang digunakan untuk menolong di dekontaminasi, termasuk sarung tangan yang telah di guanakan penolong ke dalam larutan antiseptic Cuci Tangan Pascatindakan Mencuci kedua tangan setelah tindakan untuk mencegah infeksi. Perawatan Pascatindakan Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan tindakan dan instruksi apabila masih diperlukan. Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan d dalam kolom yang tersedia. Buat instruksi pengobatan lanjutan dan hal-hal penting untuk dipantau. Beritahukan pada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah seesai tetapi pasien masih memerlukan perawatan. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN 18:41 Diposkan oleh Febri 1. PASSAGE (JALAN LAHIR) Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal. Passage terdiri dari : 1. Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul) a. Os. Coxae • Os illium • Os. Ischium • Os. Pubis b. Os. Sacrum = promotorium c. Os. Coccygis 2. Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen Pintu Panggul (1) Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium, linea inominata dan pinggir atas symphisis. (2) Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut midlet (3) Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut outlet (4) Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan outlet. Sumbu Panggul Sumbu panggul adalah garis yang menghubungkan titik-titik tengah ruang panggul yang melengkung ke depan (sumbu Carus) Bidang-bidang : (1) Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan promontorium (2) Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis. (3) Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri. (4) Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis Stasion bagian presentasi atau derajat penurunan : a. Stasion 0 : sejajar spina ischiadica b. 1 cm di atas spina ischiadica disebut Stasion 1 dan seterusnya sampai Stasion 5 c. - 1 cm di bawah spina ischiadica disebut stasion -1 dan seterusnya sampai Stasion-5 Ukuran-ukuran panggul (1) Ukuran luar panggul : a) Distansia spinarum : jarak antara kedua spina illiaka anterior superior : 24 – 26 cm b) Distansia cristarum : jarak antara kedua crista illiaka kanan dan kiri : 28 – 30 cm c) Konjugata externa (Boudeloque) 18 – 20 cm d) Lingkaran Panggul 80-90 cm e) Konjugata diagonalis (periksa dalam) 12,5 cm - Distansia Tuberum (dipakai Oseander) 10,5 cm (2) Ukuran dalam panggul : Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium, linea inniminata, dan pinggir atas simfisis pubis 1. konjugata vera : dengan periksa dalam diperoleh konjugata diagonalis 10,5-11 cm 2. konjugata transversa 12-13 cm 3. konjugata obliqua 13 cm 4. konjugata obstetrica adalah jarak bagian tengah simfisis ke promontorium Ruang tengah panggul : 1. bidang terluas ukurannya 13 x 12,5 cm 2. bidang tersempit ukurannya 11,5 x 11 cm 3. jarak antar spina ischiadica 11 cm Pintu bawah panggul (outlet) : 1. ukuran anterio posterior 10-11 cm 2. ukuran melintang 10,5 cm 3. arcus pubis membentuk sudut 900 lebih, pada laki-laki kurang dari 800 Inklinasi Pelvis (Miring panggul) adalah sudut yang dibentuk dengan horizon bila wanita berdiri tegak dengan inlet 55-600 Jenis Panggul Berdasarkan pada ciri-ciri bentuk pintu atas panggul, ada 4 bentuk pokok jenis panggul : (1) Ginekoid (2) Android (3) Antropoid (4) Platipeloid Otot - otot Dasar Panggul Ligamen - Ligamen Penyangga Uterus 1. Ligamentum Kardinale sinistrum dan dekstrum (Mackendrot) : Ligamen terpenting untuk mencegah uterus tidak turun. Jaringan ikat tebal serviks dan puncak vagina kearah lateral dinding pelvis. 2. Ligamentum Sacro - uterina sinistrum dan dekstrum : Menahan uterus tidak banyak bergerak Melengkung dari bagian belakang serviks kiri dan kananmelalui dinding rektum kearah os sacrum kiri dan kanan. 3. Ligamentum Rotundum sinistrum dan dekstrum (Round Ligament) : Ligamen yang menahan uterus dalam posisi antefleksi. Sudut fundus uterus kiri dan kanan ke inguinal kiri dan kanan. 4. Ligamentum Latum sinistrum dan dekstrum (Broad Ligament) : Dari uterus kearah lateral. 5. Ligamentum infundibulo pelvikum : Menahan tubafallopi. Dari infundibulum ke dinding pelvis. 2. POWER Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim, Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari : 1. his (kontraksi otot uterus) Adalah kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot – otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amneon ke arah segmen bawah rahim dan serviks. 2. kontraksi otot-otot dinding perut 3. kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan 4. ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum Kontraksi uterus/His yang normal karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna mempunyai sifat-sifat : 1. kontraksi simetris 2. fundus dominan 3. relaksasi 4. involuntir : terjadi di luar kehendak 5. intermitten : terjadi secara berkala (berselang-seling) 6. terasa sakit 7. terkoordinasi 8. kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis Perubahan-perubahan akibat his : a. Pada uterus dan servik Uterus teraba keras/padat karena kontraksi. Tekanan hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta menyebabkan serviks menjadi mendatar (effacement) dan terbuka (dilatasi). b. Pada ibu Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada kenaikan nadi dan tekanan darah. c. Pada janin Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang, maka timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat (bradikardi) dan kurang jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis. Dalam melakukan observasi pada ibu – ibu bersalin hal – hal yang harus diperhatikan dari his: 1. Frekuensi his Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau persepuluh menit. 2. Intensitas his Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas dan frekuensi kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin meningkat waktu persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa aktifitas uterus bertambah besar jika wanita tersebut berjalan – jalan sewaktu persalinan masih dini. 3. Durasi atau lama his Lamanya setiap his berlangsung diukurr dengan detik, misalnya selama 40 detik. 4. Datangnya his Apakah datangnya sering, teratur atau tidak. 5. Interval Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang tiap 2 sampe 3 menit 6. Aktivitas his Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo. Pembagian his: 1.His pendahuluan : 2.His pembukaan (Kala I) 3.His pengeluaran (His mengedan)(Kala II) 4.His pelepasan uri (Kala III) 5.His pengiring (Kala IV) His Palsu His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus, kandung kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu timbul beberapa hari sampai satu bulan sebelum kehamilan cukup bulan. His palsu dapat merugikan yaitu dengan membuat lelah pasien sehingga pada waktu persalinan sungguhan mulai pasien berada dalam kondisi yang jelek, baik fisik maupun mental. Kelainan kontraksi otot rahim 1. Inertia Uteri a. His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal yang terbagi menjadi : Inertia uteri primer : apabila sejak semula kekuatannya sudah lemah b. Inertia uteri sekunder : His pernah cukup kuat tapi kemudian melemah Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan, bagian terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah. His yang lemah dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu maupun janin sehingga memerlukan konsultasi atau merujuk penderita ke rumah sakit, puskesmas atau ke dokter spesialis. 2. Tetania uteri His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat kesempatan reaksi otot rahim. Akibat dari tetania uteri dapat terjadi : a.Persalinan Presipitatus b.Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibat mungkin fatal : c. Terjadi persalinan tidak pada tempatnya • Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan dalam persalinan • Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan, inversio uteri • Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai kematian janin dalam rahim 3.Inkoordinasi otot rahim Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau pengeluaran janin dari dalam rahim. Penyebab inkoordinasi kontraksi otot rahim adalah : a. Faktor usia penderita relatif tua b. Pimpinan persalinan c. Karena induksi persalinan dengan oksitosin d. Rasa takut dan cemas 3.PASSANGER a. Janin. Kepala janin dan ukuran-ukurannya Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan. 1. Tulang Tengkorak ( Cranium ) a. Bagian muka dan tulang-tulang dasar tengkorak b. Bagian tengkorak : - Os Frontalis - Os Parientalis - Os Temporalis - Os Occipitalis c. Sutura - Sutura Frontalis - Sutura Sagitalis - Sutura Koronaria - Sutura Lamboidea d. Ubun-ubun ( Fontanel ) - Fontanel mayor / bregma - Fontanel minor 2. Ukuran-ukuran kepala a. Diameter - Diameter Occipito frontalis 12 cm - Diameter Mento Occipitalis 13,5 cm - Diameter Sub Occipito Bregmatika 9,5 cm - Diameter Biparietalis 9,25 cm - Diameter Ditemporalis 8 cm b. Ukuran Cirkumferensial ( Keliling ) - Cirkumferensial fronto occipitalis 34 cm - Cirkumferensia mento occipitalis 35 cm - Cirkumferensia sub occipito bregmatika 32 cm 3. Postur janin dalam rahim i. Sikap (habitus) Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin, biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam sikap fleksi, di mana kepala, tulang punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi, serta lengan bersilang di dada. ii. Letak janin Letak janin adalah bagaimana sumbu panjang janin berada terhadap sumbu ibu, misalnya letak lintang di mana sumbu janin sejajar dengan dengan sumbu panjang ibu; ini bisa letak kepala, atau letak sungsang. iii. Presentasi Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada di bagian bawah rahim yang dapat dijumpai pada palpasi atau pemeriksaan dalam. Misalnya presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu, dan lain-lain. iv. Posisi Posisi merupakan indicator untuk menetapkan arah bagian terbawah janin apakah sebelah kanan, kiri, depan atau belakang terhadap sumbu ibu (maternal pelvis). Misalnya pada letak belakang kepala (LBK) ubun-ubun kecil (UUK) kiri depan, UUK kanan belakang. b. Placenta. Placenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap sebagai penumpang atau pasenger yang menyertai janin namun placenta jarang menghambat pada persalinan normal. c. Air Ketuban. Amnion pada kehamilan aterm merupakan suatu membran yang kuat dan ulet tetapi lentur. Amnion adalah jaringan yang menentukan hampir semua kekuatan regang membran janin dengan demikian pembentukan komponen amnion yang mencegah ruptura atau robekan sangatlah penting bagi keberhasilan kehamilan. Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati panggul, penurunan ini terjadi atas 3 kekuatan yaitu salah satunya adalah tekanan dari cairan amnion dan juga disaat terjadinya dilatasi servik atau pelebaran muara dan saluran servik yang terjadi di awal persalinan dapat juga terjadi karena tekanan yang ditimbulkan oleh cairan amnion selama ketuban masih utuh. 4. Psikis (psikologis) Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata. Psikologis meliputi : • Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual • Pengalaman bayi sebelumnya • Kebiasaan adat • Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh: a. Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan b. Persalinan sebagai ancaman pada self-image c. Medikasi persalinan d. Nyeri persalinan dan kelahiran 5. Penolong Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan. sumber 1 Mochtar R. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jilid I. Jakarta, EGC ; 1998 2 Oxorn, Harry. Ilmu Kebidanan : Patologi dan Fisiologi Persalinan (Human Labour and Birth). Jakarta, Yayasan Essentia Medica ; 2003. 3 Bobak L J. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC ; 2004. 4 Manuaba IBG. Ilmu Kebidanan, Penyulit Kandungan, dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta, EGC; 1998. 5 Cunningham F. Gary dkk. Obstetri Williams,Edisi 21, Jakarta, EGC; 2006. 6 Bidanshop.blogspot.com Related Posts by Categories persalinan PERSALINAN LETAK SUNGSANG STASION DALAM PERSALINAN VIDEO ANIMASI PERSALINAN NORMAL MEKANISME PERSALINAN NORMAL PERUBAHAN FISIOLOGIS KALA I PERSALINAN GENTLE BIRTH: PILIHAN PERSALINAN MASA KINI KONSEP DASAR PERSALINAN PENGGUNAAN KONDOM KATETER PADA PENANGANAN PERDARAHAN POSTPARTUM WATER BIRTH (MELAHIIRKAN DALAM AIR) MELAHIRKAN DI TEMPAT "ANEH" KELAHIRAN LOTUS (LOTUS BIRTH) RESUSITASI BAYI BARU LAHIR FISIOLOGI PERSALINAN KALA III SARUNG TANGAN PENYELAMAT DARI INFEKSI PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA PERSALINAN Penghormatan terhadap Plasenta di berbagai daerah Pencatatan ASuhan PENCEGAHAN INFEKSI (PI) ASUHAN SAYANG IBU Membuat Keputusan Klinik Membuat Keputusan Klinik Nyeri dalam Persalinan Persalinan LETAK SUNGSANG persalinan PERSALINAN LETAK SUNGSANG STASION DALAM PERSALINAN VIDEO ANIMASI PERSALINAN NORMAL MEKANISME PERSALINAN NORMAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN PERUBAHAN FISIOLOGIS KALA I PERSALINAN GENTLE BIRTH: PILIHAN PERSALINAN MASA KINI KONSEP DASAR PERSALINAN PENGGUNAAN KONDOM KATETER PADA PENANGANAN PERDARAHAN POSTPARTUM WATER BIRTH (MELAHIIRKAN DALAM AIR) MELAHIRKAN DI TEMPAT "ANEH" KELAHIRAN LOTUS (LOTUS BIRTH) RESUSITASI BAYI BARU LAHIR FISIOLOGI PERSALINAN KALA III SARUNG TANGAN PENYELAMAT DARI INFEKSI PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA PERSALINAN Penghormatan terhadap Plasenta di berbagai daerah Pencatatan ASuhan PENCEGAHAN INFEKSI (PI) ASUHAN SAYANG IBU Membuat Keputusan Klinik Membuat Keputusan Klinik Nyeri dalam Persalinan Persalinan LETAK SUNGSANG Widget by Scrapur Label: persalinan 0 komentar: Poskan Komentar Posting Lebih Baru Posting Lama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar